Tak terasa sudah sekitar 9 bulan Pandemi Covid-19 masih singgah di Indonesia. Itu berarti, saya sudah melalui satu semester di kelas 8. Tetapi ada yang berbeda dari liburan semester kali ini. Biasanya, saya pergi ke kampung halaman atau sekedar jalan-jalan di Jakarta pada saat libur semester. Namun sekarang, hal tersebut tidak dapat saya lakukan. Saya terpaksa harus tetap berada di rumah karena virus ganas yang belum berakhir ini sangat meresahkan apabila saya berpergian. Ditambah lagi, banyaknya masyarakat Indonesia yang malah pergi berlibur, berkumpul, dan tidak mematuhi protokol kesehatan di saat situasi seperti ini.
Durasi libur semester kali ini sama seperti biasanya, hanya 2 minggu. Saya merasa senang karena pada akhirnya saya bisa santai sejenak dan terbebas dari tugas-tugas yang selalu menanti untuk dituntaskan selama Pembelajaran Jarak jauh. Tak banyak yang saya lakukan selama liburan. Hanya menonton film di Netflix, rebahan, makan, main handphone. Yaa, sebatas itu. Oh iya, kadang-kadang jika sedang bersemangat saya juga memasak makanan. Biasanya saya memasak indomie rebus dengan 2 telur, pancake, atau nasi goreng merica. Memang makanan yang saya masak tidaklah spesial, tapi makanan-makanan tersebut sangat membantu saya dikala ingin ngemil sesuatu.
Selain itu, durasi libur semester kali ini juga melewati pergantian tahun. Sehari sebelum tahun baru, yaitu tanggal 31 Desember 2020, saya, ayah, dan ibu pergi ke supermarket untuk berbelanja bahan makanan. Rencananya, kami akan bakar-bakaran di rumah saat malam tahun baru nanti. Walaupun pergi ke luar rumah, saya, ayah, dan ibu saya tetap mematuhi protokol kesehatan. Kami sudah bersiap-siap dari siang jam 2 lalu berangkat dari rumah sore hari menggunakan mobil. Sesampainya di supermarket, kami berpencar untuk mencari bahan-bahan yang diperlukan. Saya bertugas mencari cemilan, ibu saya mencari daging dan bumbu, dan ayah saya membantu ibu saya. Saat sudah selesai berbelanja, kami mengantri di kasir cukup lama. Tetapi, setelah itu kami pulang ke rumah, mandi, dan mulai melakukan perayaan tahun baru dengan makan-makan bersama.
Bukan hanya saya yang berlibur di rumah. Ada keluarga saya yang juga di rumah saja selama liburan ini. Ada ayah, ibu, kakak, nenek dari ibu, dan juga asisten rumah tangga. Hal menyedihkan juga terjadi liburan. Saya mendapat kabar bahwa nenek dari ayah saya tertimpa musibah banjir setinggi perut orang dewasa. Air hujan masuk ke dalam rumahnya sekitar jam 2 pagi dini hari. Mendengar kabar tersebut, ayah dan ibu saya langsung tancap gas ke kampung halaman saya yang ada di Purwokerto untuk menjemput nenek saya. Nenek saya sekarang singgah di rumah kami. Nenek saya suka sekali memasak. Setiap pagi ia pasti selalu ikutan memasak makanan.
Pandemi ini memang sangat merugikan banyak pihak. Orang-orang yang sangat ingin pergi berlibur ke luar kota atau sekedar jalan-jalan harus menahan diri untuk tidak keluar rumah di situasi sekarang ini. Banyak rencana liburan yang mungkin saja gagal dikarenakan pandemi ini. Namun, walau harus di rumah saja, bukan berarti kita tidak dapat melakukan apa-apa. Kita bisa mencoba mencari hobi atau kegiatan-kegiatan positif baru. Kita masih bisa melakukan hal-hal produktif dan bermanfaat yang menguntungkan diri kita. Dengan begitu, waktu-waktu yang berlalu selama di rumah saja akan terasa tetap menyenangkan dan tidak membosankan.